BLITAR, aliranberitacom –
Tarawih kilat di Ponpes Mambaul Hikam Mantenan, Blitar masih lestari. Tradisi ini sudah ada sejak tahun 1907. Di sini, tarawih 23 rakaat hanya berlangsung antara 7 sampai 10 menit.
Pengasuh pondok pesantren Mambaul Hikam, KH Dliya’uddin Azzamzami Zubaidi mengatakan, salat tarawih kilat ini sudah dilakukan secara turun temurun mulai dari Mbah Kiai Abdul Ghofur. Kemudian dilanjutkan oleh putranya Kiai Sulaiman Zuhdi dan diteruskan Kiai Zubaidi Abdul Ghofur.
Kiai Abdul Ghofur menyadari, lokasi ponpesnya berada di kawasan permukiman yang sebagian besar penduduknya menjadi petani. Kesibukan mereka saat pagi sampai menjelang senja mengolah lahan, membuat mereka enggan melaksanakan tarawih berlama-lama.
Melihat kondisi ini, Kiai Abdul Ghofur lalu berinisiatif mendirikan salat tarawih kilat agar seluruh masyarakat wilayah Mantenan Kecamatan Udanawu, Kabupaten Blitar tidak terbebani saat menunaikan ibadah tarawih di bulan suci Ramadhan.
Cara ini terbukti ampuh mengajak warga Mantenan untuk istiqamah tarawih. Hampir tiap tahun, sekitar 1.500 orang berdatangan ke sini untuk mengikuti jemaah tarawih kilat. Sebagian besar jemaah mengaku, pelaksanaan tarawih yang cepat menjadi magnet bagi mereka.
Namun, meski cepat, salat tarawih di sini tidak mengurangi rukun atau syarat salat.
“Walaupun cepat, tarawih ini tidak mengurangi rukun atau syarat salat. Atau keluar dari syariat Islam. Bacaan wajib dalam salat tetap terbaca, serta tumaninah. Dalam tumaninah minimal cukup untuk melafalkan ‘subhanallah’. Baik secara lisan maupun dalam hati,” terang Gus Dliyak, Jum’at (15/3.24)
Sementara itu, salah satu jemaah, Udin warga Bakung, Udanawu mengaku sejak kecil sudah mengikuti tradisi Ponpes Mambaul Hikam ini. Bahkan sampai dia punya anak, Udin juga mengajak sang anak berjemaah tarawih kilat di tempat ini.
“Memang sudah tradisi sejak saya kecil sampai saya punya anak tarawihnya di sini. Semangat kalau di sini itu. Jemaahnya banyak, selalu ramai dan cepat selesai. Gak bikin ngantuk,” jawabnya.
Tak heran, banyak jemaah menggelar tikar sendiri di pelataran pondok yang juga akrab dengan sebutan Pondok Mantenan ini. Karena kapasitas masjid hanya mampu menampung 750 jemaah.
“Selalu ramai kalau di sini. Terus tarawihnya cepat lebih efisien waktu. Saya jadi termotivasi ikut salat di sini. Jemaah lainnya juga antusias mengikutinya,” kata Riski.
Riski mengaku setiap Ramadhan mengikuti tarawih kilat di Ponpes Mambaul Hikam. Walaupun jarak rumahnya lumayan jauh, namun dia rela menempuhnya agar tetap semangat menjalankan ibadah sunah tarawih selama bulan suci ini. (**)
Editor: iyek
Sumber: blitar.com
Sabtu, 16.3.2024. 13:50 wib