GAZA CITY, aliranberitacom –
Tentara Israel telah menyerbu Rumah Sakit Al-Shifa, menurut keterangan saksi mata. Padahal ada ribuan orang berlindung di RS terbesar di Gaza tersebut.
“Tentara menembakkan bom asap yang menyebabkan orang-orang mati lemas,” kata Khader Al-Zaanoun, seorang warga Gaza kepada wartawan BBC, Rushdi Abu Alouf.
“Saya melihat tentara memasuki bagian bedah khusus,” kata Khader.
Beberapa saat kemudian Khader menambahkan keterangannya.
“Saya melihat enam tank di dalam rumah sakit dan lebih dari 100 tentara komando. Mereka memasuki unit gawat darurat utama, beberapa tentara mengenakan masker dan berteriak dalam bahasa Arab ‘jangan bergerak, jangan bergerak’.”
BBC belum dapat memverifikasi klaim tersebut secara independen.
Juru bicara Kementerian Kesehatan yang dikelola Hamas di Gaza, Ashraf al-Qidra, mengatakan Israel memberi tahu bahwa militer akan “menyerbu kompleks rumah sakit Al-Shifa dalam beberapa menit mendatang”, sebagaimana dikutip jaringan berita Al Jazeera.
Ashraf al-Qidra mengatakan para pejabat di Gaza kemudian memberi tahu Palang Merah tentang peringatan Israel tersebut.
Hamas menegaskan bahwa Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, sepenuhnya “bertanggung jawab” atas serangan terhadap kompleks medis Al Shifa.
Hamas mengatakan Gedung Putih telah memberi “lampu hijau” bagi Israel untuk melancarkan “pembantaian brutal” terhadap RS Al-Shifa sekaligus “menghancurkan sistem perawatan kesehatan Gaza dan menggusur warga Palestina”.
Militer Israel mengatakan melakukan “operasi tepat sasaran terhadap Hamas” di Rumah Sakit Al-Shifa “berdasarkan informasi intelijen dan kebutuhan operasional”.
Dalam sebuah pernyataan di media sosial, Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengatakan pasukan mereka “mencakup tim medis dan penutur bahasa Arab, yang telah menjalani pelatihan khusus untuk mempersiapkan diri menghadapi lingkungan yang kompleks dan sensitif ini.”
Militer Israel mengatakan tujuan penyerbuan adalah agar “tidak ada kerugian yang ditimbulkan terhadap warga sipil yang digunakan oleh Hamas sebagai tameng hidup”.
IDF melanjutkan dengan mengatakan bahwa mereka baru-baru ini mengatakan kepada pihak berwenang Gaza bahwa semua aktivitas militer di rumah sakit tersebut harus diakhiri, namun kenyataannya aktivitas yang dimaksud belum berakhir.
BBC tidak dapat segera memverifikasi laporan Israel tersebut.
Hamas membantah menggunakan rumah sakit tersebut untuk operasinya dan telah meminta komite internasional untuk turun tangan dan melakukan inspeksi.
Sebelumnya, AS mengatakan pihaknya memiliki informasi intelijen bahwa Hamas memiliki pusat komando di bawah RS Al-Shifa.
Juru bicara Keamanan Nasional, John Kirby, mengatakan Hamas juga menyimpan senjata di bawah RS Al-Shifa dan bersiap menghadapi serangan Israel.
Kirby mengatakan AS memiliki informasi intelijennya sendiri, yang diperoleh dari berbagai sumber, yang menunjukkan bahwa Hamas dan kelompok Jihad Islam menggunakan rumah sakit di Jalur Gaza dan terowongan di bawahnya untuk menyembunyikan operasi militer dan menyandera tawanan.
Ini adalah pertama kalinya AS secara independen mendukung klaim sekutu dekatnya, Israel, bahwa Hamas menggunakan rumah sakit untuk menyembunyikan fasilitas militer.
Sebelumnya pemerintah AS hanya mengutip informasi intelijen sumber terbuka dan tidak mengonfirmasi bahwa mereka mempunyai sumber sendiri untuk hal ini.
“Hamas dan anggota Jihad Islam Palestina mengoperasikan pusat komando dan kendali dari Al-Shifa di Kota Gaza,” ujar Kirby.
“Mereka telah menyimpan senjata di sana dan mereka siap untuk menanggapi operasi militer Israel terhadap fasilitas tersebut.”
RS Al-Shifa ‘hampir seperti kuburan’
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebut keadaan rumah sakit terbesar di Gaza “hampir seperti kuburan.”
Rumah sakit Al-Shifa, yang terletak di Gaza utara, berada di garis depan pertempuran sengit selama beberapa hari terakhir antara Pasukan Pertahanan Israel (IDF) dan Hamas. Israel menuding Hamas mengoperasikan pusat komando dan kendali di terowongan di bawah rumah sakit, namun tudingan itu dibantah Hamas dan pihak rumah sakit.
Juru bicara WHO, Christian Lindmeier, mengatakan sekitar 600 orang masih berada di RS Al Shifa dan ada pula yang berlindung di lorong-lorong rumah sakit.
“Di sekitar rumah sakit ada banyak jenazah yang tidak bisa ditangani, bahkan tidak dikuburkan atau dibawa ke kamar mayat,” ujarnya. “Rumah sakit tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Rumah sakit ini hampir seperti kuburan,” tambah Lindemeier.
Para dokter mengakui ada banyak jenazah bergelimpangan dan membusuk di rumah sakit.(*)
Sumber : BBC Indonesia
Editor: kiagusmchoiri
Rabu, 15.11.2023 11:28 wib
#Internasional #Gaza #Palestina