BANDUNG, aliranberitacom –
Ramadan sebentar lagi akan berakhir. Pada khutbah Jumat minggu terakhir Ramadan, khatib Jumat dapat mengingatkan muslim tentang pentingnya membayar zakat fitrah di bulan Ramadan.
Perintah untuk menunaikan zakat disebutkan di dalam surah At Taubah ayat 103. Allah SWT berfirman,
خُذْ مِنْ اَمْوَالِهِمْ صَدَقَةً تُطَهِّرُهُمْ وَتُزَكِّيْهِمْ بِهَا وَصَلِّ عَلَيْهِمْۗ اِنَّ صَلٰوتَكَ سَكَنٌ لَّهُمْۗ وَاللّٰهُ سَمِيْعٌ عَلِيْمٌ
Artinya: Ambillah zakat dari harta mereka (guna) menyucikan dan membersihkan mereka, dan doakanlah mereka karena sesungguhnya doamu adalah ketenteraman bagi mereka. Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.”
Untuk referensi khutbah Jumat, berikut contoh naskah khutbah Jumat dengan tema Keistimewaan Zakat di Bulan Ramadan.
Naskah ini dinukil dari buku Syiar Ramadan Perekat Persaudaraan: Materi Kuliah dan Khutbah di Masjid dan Musala Selama Ramadan susunan Tim Layanan Syariah Direktorat Jenderal Bimas Islam Kementerian Agama (Kemenag) 2024.
Teks Khutbah Jumat Minggu Terakhir Ramadan
Khutbah Pertama
الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَنْعَمَ عَلَيْنَا بِنِعْمَةِ الْإِيْمَانِ وَالإِسْلَامِ، أَشْهَدُ أَنْ لا إِلَهَ إِلا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِينَ. أَيُّهَا الإِخْوَانُ رِحِمَكُمُ اللهُ ، أَوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللَّهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُونَ كَما أَمَرَنَا اللهُ تَعَالَى أَعُوْذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّحِيمِ، بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ. يَأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقْتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُّسْلِمُوْنَ
Ma’asyiral muslimin hafidzakumullah,
Pertama, marilah kita panjatkan rasa syukur kita kepada Allah SWT atas limpahan nikmatnya kita bisa menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadan dengan lancar, bisa beribadah salat Jumat dengan nyaman, ketika di waktu yang sama saudara-saudara kita di Palestina sedang merana dan terjebak dalam perang yang tak berkesudahan.
Mari kita berdoa mudah-mudahan Allah SWT menolong mereka, membebaskan mereka, menyudahi segala rana mereka, dan mengubah kesedihan menjadi senyuman, amin, ya rabbal alamin. Kedua, sholawat serta salam selalu tercurah limpahkan kepada pemimpin agung, Nabi Muhammad SAW, rasul pilihan, kekasih Allah SWT Semoga rasa cinta kita kepada Nabi Muhammad SAW menjadi wasilah dipersatukannya kita bersama sang nabi, as-syafi’ al-musyaffa’.
Ma’asyiral muslimin hafidzakumullah,
Sebelum khatib memulai khutbah pada siang hari ini, izinkanlah khatib berwasiat kepada jamaah sekalian untuk senantiasa menjaga ketakwaan, mematuhi perintah Allah SWT, dan menjauhi segala larangannya.
Dalam Al-Qur’an Allah berfirman,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنتُم مُّسْلِمُونَ.
Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya dan janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan Muslim.” (QS Ali Imran: 102)
Ma’asyiral muslimin hafidzakumullah,
Salah satu hal yang tidak bisa dipisahkan dari bulan Ramadan adalah zakat. Rukun Islam ketiga ini menjadi semacam transisi dari Ramadan menuju Syawal, dari puasa menuju Lebaran. Hal ini disebutkan dalam surah al A’la ayat 14-15,
قَدْ أَفْلَحَ مَنْ تَزَكَّى وَذَكَرَ اسْمَ رَبِّهِ فَصَلَّى
Artinya: “Sungguh, beruntung orang yang menyucikan diri (dari kekafiran), dan mengingat nama Tuhannya, lalu dia salat.”
Abu Said al-Khudri dan Ibnu Umar menyebut bahwa maksud dari dua ayat tersebut adalah Zakat Fitri dan salat Idul Fitri. (al-Qurthubi)
Dalam sebuah hadis riwayat al-Bukhari disebutkan, “Rasulullah SAW mewajibkan zakat fitrah satu sha dari kurma atau sha dari gandum bagi setiap hamba sahaya (budak) maupun merdeka, laki-laki maupun perempuan, kecil maupun besar dari kaum muslimin. Dan beliau memerintahkan agar menunaikannya sebelum orang orang berangkat untuk salat (Id).” (HR Bukhari)
Ma’asyiral muslimin,
Allah SWT sedemikian rupa mengatur agar ibadah kita tidak hanya asyik sendiri dengan-Nya tetapi juga dengan hamba-hamba-Nya yang membutuhkan uluran tangan. Oleh karena itu, sebelum merayakan kemenangannya, seorang muslim diajak untuk menoleh kanan-kirinya, tetangga-tetangganya, sahabat-sahabatnya yang membutuhkan.
Siapa tahu, ada orang-orang yang masih belum bisa merayakan kemenangan dengan kebahagian. Siapa tahu, ada orang-orang yang alih-alih bersuka cita menyambut lebaran, mereka malah bersedih karena tak bisa makan.
Ma’asyiral muslimin yang dimuliakan Allah,
Oleh karena itu, dalam berbagai sabda Nabi SAW, dijelaskan bahwa zakat adalah satu hal yang tidak boleh ditinggalkan jika seseorang ingin masuk surga. Dalam sebuah hadis dari Abu Ayyub al-Anshari, suatu hari ada seseorang yang bertanya kepada Nabi SAW kiat-kiat masuk surga. Rasululullah kemudian menjawab,
“Sembahlah Allah dan jangan menyekutukannya, dirikan salat, dan tunaikan zakat, dan bersilaturahmi.” (HR Bukhari Muslim)
Karena zakat adalah fase terakhir sebelum lebaran maka kemenangan, lulus atau tidaknya orang-orang yang berpuasa, akan sangat bergantung pada zakatnya. Jika ia tidak menunaikan zakat, maka ia tidak akan memperoleh kemenangan sejati.
Ma’asyiral muslimin yang dimuliakan Allah,
Selain sebuah kewajiban, zakat juga memiliki banyak hikmah dan keistimewaan. Para ulama mengumpulkan berbagai keistimewaan zakat.
Syekh Wahbah al-Zuhaili menjelaskan setidaknya ada tiga hal. Pertama, zakat mengatasi ketimpangan sosial; Kedua, dapat membersihkan diri dari penyakit kikir; Ketiga, semakin besar rasa syukur kita kepada Allah SWT
Selain itu, ada keistimewaan lain yang dijelaskan dalam al Akhlak al-Islamiyah wa Ususuha, yaitu munculnya sifat dermawan dan suka memberi, orang yang berzakat akan merasa bahwa ia bagian dari masyarakat tersebut, bukan pribadi yang hidup sendiri, sehingga ia juga akan merasakan apa yang dirasakan oleh masyarakat.
Ketika masyarakat sedang bergembira, ia ikut merasakan kegembiraannya, ketika masyarakat sedang bersedih, ia ikut merasakan kesedihannya.
Sehingga, hal ini memunculkan rasa saling mencintai antara sesama. Nabi Muhammad SAW bersabda, “Orang-orang mukmin dalam hal saling mencintai, mengasihi dan menyayangi bagaikan satu tubuh. Apabila ada salah satu anggota tubuh yang sakit, maka seluruh tubuhnya akan ikut terjaga (tidak bisa tidur) dan panas (turut merasakan sakitnya).” (Muslim)
Sidang Jumat yang dimuliakan Allah,
Keutamaan lain dari zakat adalah Allah akan menghilangkan semua keburukan kita. Allah berfirman dalam surah At Taubah ayat 24-25 yang artinya, “Ambillah zakat dari harta mereka, guna membersihkan dan menyucikan mereka, dan berdoalah untuk mereka. Sesungguhnya doamu itu (menumbuhkan) ketenteraman jiwa bagi mereka. Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui.”
Dalam hadits riwayat al-Thabrani juga disebutkan, “Orang yang menunaikan zakat hartanya, maka Allah akan menghapus keburukannya.” (HR Al Thabrani)
Ma’asyiral muslimin yang dimuliakan Allah,
Sebenarnya masih banyak sekali keutamaan zakat. Dalam berbagai kitab, para ulama menjelaskannya dengan panjang lebar. Namun, yang perlu digarisbawahi bahwa zakat bukan hanya ibadah seorang hamba kepada Tuhan-nya, tetapi ibadah yang diminta Tuhan kepada hamba-Nya agar sang hamba memperhatikan hamba-Nya yang lain.
Ma’asyiral muslimin yang dimuliakan Allah,
Demikian khutbah singkat yang bisa al-faqir sampaikan. Mudah-mudahan bisa bermanfaat bagi jamaah sekalian, khususnya bagi al-faqir pribadi.
بَارَكَ اللهُ لِي وَ لَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيمِ، وَنَفَعَنَا بِمَا فِيْهِ مِنَ الْبَيَانِ وَالذِكْرِ الْحَكِيمِ، أَقُولُ قَوْلِي هَذَا وَاسْتَغْفِرُ اللَّهَ لِي وَلَكُمْ وَلِجَمِيعِ الْمُسْلِمِينَ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيمِ
Khutbah Kedua
الْحَمْدُ لِلَّهِ حَمَّدًا كَثِيرًا كَمَا أَمَر وَأَشْهَدُ أنْ لا إلهَ إِلا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ له، إِرْغَامًا لِمَنْ جَحَدَ بِهِ ،وَكَفَر وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ سَيِّدُ الإِنْسِ وَالْبَشَرِ . اللَّهُمَّ صَلِ وَسَلّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ
مَا اتَّصَلَتْ عَيْنٌ بِنَظَرٍ وَأُذُنٌ بِخَبَر أَمَّا بَعْدُ فَيَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا اللَّهَ تَعَالَى، وَذَرُو الْفَوَاحِشَ مَا ظَهَرَ وَمَا بَطَن، وَحَافِظُوا عَلَى الطَّاعَةِ وَحُضُوْرِ الْجُمْعَةِ وَالجَمَاعَةِ.
وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ، وَثَنَّى بِمَلَائِكَتِهِ الْمُسَبِّحَةِ بِقُدْسِه، فَقَالَ تَعَالَى وَلَمْ يَزَلْ قَائِلاً عَلِيمًا : إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا أَللَّهُمَّ صَلِ وَسَلّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ فِي الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ. اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَات بِرَحْمَتِكَ يَا وَاهِبَ الْعَطِيَّات، اللَّهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا الْغَلَاَءَ وَالْوَبَاءَ وَالرِّنَا وَالزَّلازِلَ وَالْمِحَنِ، وَسُوْءَ الْفِتَنِ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَن، عَنْ بَلَدِنَا هَذَا خَاصَّةً وَعَنْ سَائِرِ بَلَادِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً يَا رَبَّ الْعَالَمِينَ، رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا
عَذَابَ النَّارِ(**)
Sumber : detikhikmah
Jum’at 5.4.2024. 04;31 wib